Definisi Pengarahan
Pengarahan (Direction)
adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan
menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada
tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya
memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi
mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah
agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik.
Para ahli banyak berpendapat
kalau suatu pengarahan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Karena
merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan
dengan baik oleh seorang pemimpin.
Seorang manajer yang
baik hendaknya sering memberi masukan-masukan kepada anggotanya karena hal
tersebut dapat menunjang prestasi kerja anggota. Seorang anggota juga layaknya
manusia biasa yang senang dengan adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila
perhatian tersebut dapat membantu meningkatkan kinerja mereka.
Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang tepat untuk digunakan yaitu:
1) Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan
2) Memberikan petunjuk umum dan khusus
3) Mempengaruhi anggota, dan
4) memotivasi
Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan
fungsi pengarahan dengan cara memotivasi bawahan adalah:
a) Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di
tengah-tengah para bawahannya dengan demikian dapat memberikan bimbingan,
instruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.
b) Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi dengan tujuan
pribadi dari para anggota organisasi.
c) Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional organisasi
dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa perangsang atau insentif.
PENGARAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI MOTIVASI (MOTIVATION)
Pengertian dan Pandangan Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi seperti yang
telah disebutkan diatas, akan mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi
dengan bawahannya, yang selanjutnya akan menentukan efektifitas manajer. Ada
dua factor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang, yaitu kemampuaan
individu dan pemahaman tentang perilaku untuk mencapai prestasi yang maksimal
disebut prestasi peranan. Dimana antara motivasi, kemampuan dan presepsi
peranan merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi.
Model
Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh
Frederic Winslow taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan system pengupahan intensif
untuk memacu para pekerjaan agar memberikan produktivitas yang tinggi.
Model
Hubungan Manusiawi
Elton Mayo dan para
peneliti hubungan manusiawi lainnya menentukan bahwa kontrak-kontrak soisal
karyawan pada pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin
merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para karyawan perlu dimotivasi
melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan social dan membuat mereka berguna dan
penting dalam organisasi.
Model
Sumber Daya Manusia
McGregor Maslow. Argyris
dan Lkert mengkritik model hubungan manusaiwi bahwa seorang bawahan tidak hanya
dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi
juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti dalam
arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik,
diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan dan
pelaksanaan tugas.
Teori-teori Motivasi
1. Teori Petunjuk (
prescriptive Theories ) yaitu bagaimana cara memotivasi para karyawan yang
didasarkan atas pengalaman coba-coba.
2. Teori isi ( Content
theories ) menanyakan apa penyebab prilaku, macam teoriini yaitu a)hirarki kebutuhan
dari Abraham Maslow, b) Teori higienis Frederick Herxberg, c) Teori prestasi
David McCleland dan d) Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
3. Teori Proses ( Process
Theories ) menjelaskan bagaimana prilaku dimulai dan dilaksanakan termasuk
dalam hal ini. a) teori pengharapan, b) teori pembentukan perilaku, c) teori
porter lawler, d) teori Keadilan
Jenis-jenis Motivasi
Motivasi positif dan motivasi negatif, motivasi
positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan
sesuatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan
hadiah. Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau
melakukan sesuatu yang kita inginkan tetapi teknik dasar yang digunakan adalah
lewat kekuatan ketakutan.
Teori Motivasi
1. Teori Isi (Content Theory)
Teori isi terdiri dari 4 teori pendukung, yaitu :
a. Teori Hirarki Kebutuhan ( A. Maslow)
Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan kita terdiri dari lima
kategori :
1) fisiologis (physiological),
2) keselamatan atau keamanan (safety and
security),
3) rasa memiliki atau social (belongingness and
love),
4) penghargaan (esteem),
5) aktualisasi diri (self actualizatin).
Menurutnya
kebutuhan-kebutuhan ini berkembang dalam suatu urutan hierarkis, dengan
kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling kuat hingga terpuaskan.
Kebutuhan ini mempunyai pengaruh atas kebutuhan-kebutuhan lainnya selama
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi. Suatu kebutuhan pada urutan paling rendah
tidak perlu terpenuhi secara lengkap sebelum kebutuhan berikutnya yang lebih
tinggi menjadi aktif.
b. Teori E-R-G ( Clayton
Alderfer)
Alderfer (1972) mengemukakan tiga kategori
kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah ;
1) Eksistence (E) atau Eksistensi.
Meliputi kebutuhan fisiologis sepeerti lapar, rasa haus, seks, kebutuhan
materi, dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
2) Relatedness (R) atau
keterkaitan. Menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting bagi kita,
seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia di tempat kerja.
3) Growth (G) atau
pertumbuhan. Meliputi kenginginan kita untuk produktif dan kreatif dengan
mengerahkan segenap kesanggupan kita.
Alderfer menyatakan bahwa, pertama, bila kebutuhan
akan eksistensi tidak terpenuhi, pengaruhnya mungkin kuat, namun
kategori-kategori kebutuhan lainnya mungkin masih penting dalam mengarahkan
perilaku untuk mencapai tujuan. Kedua, meskipun suatu kebutuhan terpenenuhi,
kebutuhan dapat berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam keputusan.
Jadi secara umum mekanisme kebutuhan dapat
dikatakan sebagai berikut
1) Frustration – Regression
2) Satisfaction – Progression
c. Teori Tiga Motif Sosial
(D. McClelland)
Menurut McClelland, ada tiga hal yang sangat
berpengaruh, yang memotivasi seseorang untuk berprestasi. Ke tiga motif itu
adalah ;
1) Achievement Motive (nAch): Motif untuk
berprestasi
Masyarakat dengan
keinginan berprestasi yang tinggi cenderung untuk menghindari situasi yang
berisiko terlalu rendah maupun yang berisiko sangat tinggi. Situasi dengan
resiko yang sangat kecil menjadikan prestasi yang dicapai akan terasa kurang
murni, karena sedikitnya tantangan. Sedangkan situasi dengan risiko yang
terlalu tinggi juga dihindari dengan memperhatikan pertimbangan hasil yang
dihasilkan dengan usaha yang dilakukan. Pada umumnya mereka lebih suka pada
pekerjaan yang memiliki peluang atau kemungkinan sukses yang moderat, peluangya
50%-50%. Motivasi ini membutuhkan feed back untuk memonitor kemajuan dari hasil
atau prestasi yang mereka capai.
2) Affiliation Motive (nAff): Motif untuk
bersahabat.
Mereka yang memiliki motif
yang besar untuk bersahabat sangat menginginkan hubungan yang harminis dengan
orang lain dan sangat ingin untuk merasa diterima oleh orang lain. Mereka akan
berusaha untuk menyesuaikan diri dengan sistem norma dan nilai dari lingkungan
mereka berada. Mereka akan memilih pekerjaan yang meberikan hasil positif yang
signifikan dalam hubungan antar pribadi. Mereka kana sangat senang menjadi
bagian dari suatu kelompok dan sangat mengutamakan interaksi solsial. Mereka
umumnya akan maksimal dalam pelayanan terhadap konsumen dan interkasi dengan
konsumen (customer service and client interaction situations).
3) Power Motive (nPow) : Motif untuk berkuasa
Seseorang dengan motif
kekuasaaan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
a) Personal power. Mereka yang mempunyai personal
power motive yang tinggi cenderung untuk memerintah secara langsung, dah bahkan
cenderung memaksakan kehendaknya.
b) Institutional power. Mereka yang mempunyai
institutional power motive yang tinggi, atau sering disebut social power
motive, cenderung untuk mengorganisasikan usaha dari rekan-rekannya untuk
mencapai tujuan bersama.
d. Teori Dua Faktor
(Frederick Herzberg)
Herzberg (1966) mencoba menentukan faktor-faktor
apa yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi. Ia menemukan dua perangkat
kegiatan yang memuaskan kebutuhan manusia :
1) Kebutuhan yang
berkaitan dengan kepuasan kerja atau disebut juga motivator. Meliputi prestasi,
penghargaan, tanggung jawab, kemajuan atau promosi, pekerjaan itu sendiri, dan
potensi bagi pertumbuhan pribadi.
2) Kebutuhan yang
berkaitan dengan ketidakpuasan kerja
Disebut juga factor pemeliharaan (maintenance)
atau kesehata (hygiene), meliputi gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi
kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antar pribadi dengan
rekan kerja, atasan, dan bawahan ditempat kerja. Faktor ini berkaitan dengan
lingkungan atau konteks pekerjaan alih-alih dengan pekerjaan itu sendiri.
2. Teori Proses (Process
Theory)
Teori ini juga terdiri dari empat teori pendukung,
yaitu :
a. Equity Theory (S. Adams)
Inti teori ini terletak
pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara
usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima.
Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang
diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
1) Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang
lebih besar.
2) Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam
melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan suatu
persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat macam hal sebagai
pembanding, hal itu antara lain :
1) Harapannya tentang jumlah imbalan yang
dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan,
keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;
2) Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam
organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang
bersangkutan sendiri;
3) Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di
organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis;
4) Peraturan perundang-undangan yang berlaku
mengenai jumlah dan jenis imbalan yang pada nantinya akan menjadi hak dari para
pegawai yang bersangkutan.
b. Expectancy Theory ( Victor Vroom)
Victor Vroom (1964)
mengembangkan sebuah teori motivasi berdasarkan kebutuhan infernal, tiga asumsi
pokok Vroom dari teorinya adalah sebagai berikut :
1) Setiap individu percaya bahwa bila ia
berprilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut
sebuah harapan hasil (outcome expectancy) sebagai penilaian subjektif seseorang
atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang
tersebut.
2) Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik
bagi orang tertentu. Ini disebut valensi (valence) sebagai nilai yang orang
berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.
3) Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi
mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha
(effort expectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan
pencapaian suatu tujuan tertentu.
Motivasi dijelaskan dengan
mengkombinasikan ketiga prinsip ini. Orang akan termotivasi bila ia percaya
bahwa :
1) Suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil
tertentu
2) Hasil tersebut punya nilai positif baginya
3) Hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang
dilakukan seseorang
Dengan kata lain Motivasi, dalam teori harapan
adalah keputusan untuk mencurahkan usaha.
c. Goal Setting
Theory (Edwin Locke)
Edwin Locke mengemukakan
bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni
:
1) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian;
2) tujuan-tujuan mengatur upaya;
3) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan
4) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan
rencana-rencana kegiatan.
Teori ini juga mengungkapkan hal hal sebagai
berikut :
1) Kuat lemahnya tingkah laku manusia ditentukan
oleh sifat tujuan yang hendak dicapai.
2) Kecenderungan manusia untuk berjuang lebih
keras mencapai suatu tujuan, apabila tujuan itu jelas, dipahami dan bermanfaat.
3) Makin kabur atau makin sulit dipahami suatu
tujuan, akan makin besar keengganan untuk bertingkah laku.
d. Reinforcement Theory ( B.F. Skinner)
Teori ini didasarkan atas
“hukum pengaruh”. Tingkah laku dengan konsekuensi positif cenderung untuk
diulang, sementara tingkah laku dengan konsekuensi negatif cenderung untuk
tidak diulang.
Rangsangan yang didapat
akan mengakibatkan atau memotivasi timbulnya respon dari seseorang yang
selanjutnya akan menghasilkan suatu konsekuensi yang akan berpengaruh pada
tindakan selanjutnya. Konsekuensi yang terjadi secara berkesinambungan akan
menjadi suatu rangsangan yang perlu untuk direspon kembali dan mengasilkan
konsekuensi lagi. Demikian seterusnya sehingga motifasi mereka akan tetap
terjaga untuk menghasilkan hal-hal yang positif.
SUATU PENGARAHAN DALAM MANAJEMEN SEPERTI KOMUNIKASI
Pengertian Komunikasi
Pengarahan dan
pengembangan organisasi dalam berkomunikasi merupakan hal yang saling berkaitan
karena dalam mengarahkan dan mengembangkan organisasi sangat di butuhkannya
komunikasi yang baik untuk membantu kelancaran kegiatan organisasi. Komunikasi
merupakan hal penting dalam manajemen untuk menyampaikan perintah, informasi,
berita, laporan maupun dalam hal menjalin hubungan antara seseorang dengan
orang lain. Adalah pemberian daya perangsang atau kegairahan kerja kepada
pegawai, agar bekerja dengan segala daya upayanya.
Proses Komunikasi
1. Komunikator (giver) mempunyai ide yang merangsangnya/stimulus untuk disampaikan
kepada komunikan (receiver).
2. Ide dialihkan ke dalam lambang-lambang komunikasi
3. Lambang/simbol tersebut dikeluarkan melalui saluran
4. Simbol komunikasi dipersepsi, ditafsirkan, jika dimengerti, maka
5. Terjadi action/feed back/kelakuan dan timbullah interaksi.
Saluran Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi dalam
organisasi adalah : Komunikasi di suatu organisasi yang
dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada
kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi
untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214).
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal
komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua
alasan, yaitu :
1. komunikasi adalah
proses melalui mana fungsi- fungsi manajemen mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai.
2.
komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer mencurahkan sebagian besar
proporsi waktu mereka.
Peranan Komunikasi Informal
Komunikasi informal yaitu
komunikasi yang berada dalam sebuah disetujui secara resmi Salah satu bentuknya
adalah rantai desas-desus (grapevine chains). Desas-desus dalam organisasi
terdiri dari beberapa jaringan komunikasi informal yang saling tumpang tindih
dan berpotongan di sejumlah titik, artinya beberapa orang mempunyai banyak
informasi kemungkinan menjadi bagian jaringan informal.
Dalam komunikasi Informal terdapat beberapa peranan Komunikasi Informal,
antara lain :
o Pemuasan kebutuhan-kebutuhan manusiawi
o Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton
o Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lainPelayanan sebagai
sumber informasi hubungan pekerjaan yang tidak disediakan saluran-saluran
komunikasi formal.
Hambatan komunikasi
1.
Hambatan sistematis adalah hambatan bahasa yang disebabkan kata-kata atau
kalimat yang dipergunakan yang artinya bermacam-macam.
2. Hambatan teknis adalah
hambatan yang disebabkan oleh alat-alat teknis yang dipergunakan kurang
baik/rusak, misalnya mikropon kurang baik, telepon kurang baik dll.
3. Hambatan biologis adalah hambatan
yang ditimbulkan oleh kurang baiknya pendengaran/ucapan komunikator, misalnya
tuli, gagu.
4. Hambatan physiologis adalah
hambatan kejiwaan yang disebabkan oleh perbedaan status, keadaan. Misalnya mahasiswa
yang sedang ujian sidang.
5. Hambatan persepsi adalah hambatan yang disebabkan kurang mampunya
penangkapan, daya nalar komunikan dll, sehingga ia menafsirkan isi pesan
berbeda dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator.
1. Karakteristik pengirim
Kredibiltas
pengirim perlu ditingkatkan. Jika manajer ingin menyebutkan infromasi mengenai organisasi,
pesan dikirim secara tertulis disertai dengan cap resmi. Untuk mempromosikan
produk obat-obatan, manajer menggunakan figure dokter karena dokter mempunyai
kredibilitas yang lebih baik dalam hal obat-obatan.
2. Karakteristik Penerima
Sebagai
penerima mempunyai kebiasaan buruk dalam hal mendengarkan orang lain. Mereka
tidak mau mendengarkan dengan serius, atau mendengarkan sambil mengerjakan
pekerjaan lain, atau sambil membaca. Karena itu mereka tidak dapat menangkap
hal penting dalam proses komunikasi.
3. Hubungan antara pengirim dan penerima
Perbedaan bahasa atau istilah yang digunakan dalam komunikasi
perlu dihilangkan atau dikurangi. Kata-kata yang terlalu teknis perlu
diterjemahkan ke dalam kata yang lebih popular. Pengirim dapat meminta umpan
balik yang cepat untuk memastikan apakah ada pertanyaan atau suatu hal yang
kurang jelas. Cara lain adalah dengan mengulangi pesan yang disampaikan dengan
kalimat yang berbeda (tetapi isi sama).
4. Faktor Lingkungan
Gangguan langsung dihilangkan apabila memungkinkan. Apabila
suara mesin menggangu komunikasi antara manajer dengan karyawan, komunikasi
dilakukan di ruangan yang sepi. Apabila tidak memungkinkan, manajer harus
memperjelas pesan atau memperkeras suaranya . informasi yang berlebihan juga mengganggu
efektivitas komunikasi.