Kamis, 29 November 2012

Tulisan Cerpen


Waktu Tak Dapat di Duga

            Hari demi hari kini sudah menjadi kebiasaan hari dilewati dengan kesibukan, tugas mulai bertambah, waktu terasa singkat, siang yang terang cepat berganti malam yang gelap. Riri kelas 3 SMA (Sekolah Menengah Atas), merasakan hal seperti itu setiap harinya termasuk minggu, waktu istirahatnya digunakan untuk mengerjakan tugas.

Memasuki bulan Januari, ada perbaikan nilai yang kurang saat disemester 1 kelas 3 SMA
Riri kekurangan nilai dalam pelajaran matematika, tugas yang harus dibuat adalah 2 pembahasan matematika yang telah diajarkan dari kelas 1 sampai kelas 3 semester 1 dalam bentuk power point.

            Riri menggumam “yaah.. sudah banyak tugas, ditambah ada perbaikan nilai matematika, aku jadi tambah sulit untuk istirahat”.

            Riri sering tertidur hingga larut malam karena mengerjakan banyak tugas, sekarang hari Minggu, Riri berencana setelah menyelesaikan tugas-tugasnya akan pergi ke Cianjur untuk menjenguk kakek yang awal bulan januari sudah terbaring sakit, akan tetapi yang direncanakannya tidak bisa dilakukan, karena tugas belum dapat diselesaikan semuanya saat hari itu juga..

Hari demi hari terlewati tugas-tugas sudah mulai berkurang untuk diselesaikan, hari semakin terasa cepat..
Kini hari Rabu,
Riri pulang sekolah sore karena kelas 3 SMA setiap hari ada bimbingan belajar dari sekolah kecuali hari sabtu,,

Sampai di depan rumah..
Riri mengucap salam “Assalammualaikum”
Adiknya Riri yang bernama Fitri menjawab salam “Waalaikumsalam”
“dik, kenapa rumah sepi, ayah dan bunda kemana??” tanya Riri.
“Ayah sama Bunda kerumah kakek, sakitnya kakek membuat Bunda khawatir” jawab Fitri.
Riri berkata “oh.. semoga keadaa kakek disana baik-baik saja ya dik”.
Fitri menjawab “AMINN.. “
“ya sudah kakak mau ke kamar ya kembali menyelesaikan tugas, kali ini mengerjakan tugas perbaikan  nilai matematika”.
Fitri menjawab “Ok kak...”

Matahari telah terbenam berganti malam yang gelap Riri masih mengerjakan tugas perbaikan matematikanya, tak lama Ayah pulang kerumah, untuk mengabarkan bunda tidak ikut pulang dengan ayah, bunda ingin menjaga kakek di Cianjur.

Ayah mengetuk pintu “tok..tok..tok.. Assalammualaikum”.
Riri membuka pintu dan menjawab salam “waalaikumsalam Ayah, Ayah, Bunda mana, bunda tidak ikut pulang??”
Ayah menjawab “tenang, bunda ingin menjaga kakek disana, lebih baik kita banyak berdoa untuk kesembuhan kakek”.
“iya, Ayah, aku berharap kakek baik-baik saja, ayah aku kembali mengerjakan tugas lagi ya” jawab Riri.
“iya, semoga kakek baik-baik saja, ya sudah sana kerjakan tugasnya jangan sampai larut malam ya..“
Riri menjawab “siiippp dehh ayah.. “
Malam yang gelap semakin larut, waktu  tak terasa begitu cepat telah menunjukan jam 00.05, Riri pun segera lekas tidur, mengingat pesan dari ayahnya..
Setelah beberapa menit Riri tertidur, Ayah Riri mengetuk pintu dengan gelisah.
“Riri ayoo bangun.. “ayah membangunkan Riri.
Riri pun terbangun “iya, Ayah, ada apa?”
Ayah menjawab “Ayo siapkan baju ganti untuk kamu, Fitri dan Bunda, sekarang kita langsung ke Cianjur, ayah mendapat kabar, kakek telah meninggal dunia nak(dengan mulut terbata-bata), ayo bangunkan adikmu fitri”.
Sejenak Riri terdiam, dan mengucap “innalillahi wainnailaihi rojiun.. kakeekk” .

Mata Riri meneteskan air mata begitu sedih kehilangan kakek yang amat Riri sayang, Riri pun segera memasukan baju-baju yang akan dibawa ke dalam tas, malam itu Riri, Ayah dan Fitri, langsung menuju Cianjur, Ayah menyetir mobil dengan kecepatan tinggi, 1 jam kurang Riri sampai di rumah kakek, dan bertemu dengan Bunda.

Sesampainya dirumah kakek dengan keluarga yang lain berdatangan saat malam itu juga...
Riri menemui Bundanya (dengan meneteskan air mata) “bundaaaaa...”
Bunda memeluk Riri (dengan menangis) “iya nak ini bunda, kakek telah meninggal dunia nak..”
Riri bertanya “kakek meninggal dunia jam berapa bunda?”
Bunda menjawab “sekitar pukul 00.05”

Riri sejenak terdiam, terlintas dalam pikirannya “jam 00.05??? aku juga tertidur, tapi aku dapat tebangun lagi jam 1 kurang, tapi kakek??, dalam waktu yang sama dia tertidur dan tak terbangun lagi, kakek menghela napas terakhirnya”.

Waktu begitu sulit tuk diduga, tiada waktu dan kejadian yang dapat diketahui sebelumnya, waktu menjadi rahasia dibaliknya, tak dapat diketahui apa yang akan terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar